Sumber: http://www.rozikinroz.com/2013/01/cara-menampilkan-judul-posting-sebelum.html Artikel ini adalah milik rozikinroz.com yang ditulis oleh roziknroz follow juga akun twitternya @rozikinroz

Mengelola Widget atau Gadget Blog

Mengelola berbagai gadget yang ada pada blogger sehingga blog tampak elegan

ROHIS SMK Negeri 2 Tanjungbalai

Rohis SMK Negeri 2 Tanjungbalai adalah salah satu ekskul tentang penanaman nilai-nilai keagamaan atau rohani

Make Money at Home

Cara menjadikan Blog Penghasil Uang Online.

Buku Blog Terbaru !

Dapatkan Buku mengelola blog sebagai media pembelajaran online disini cp : 085276327027.

BJGP-Rizal, Pembelajaran Online Guru Elektronika

Blog Guru Elektronika SMK Negeri 2 Tanjungbalai yang mendapatkan penghargaan khusus pada event GURARU AWARD 2012.

Tips Percantik Blogger

Ambulance

Sabtu, 26 April 2014

ASKEP NEOPLASMA

NEOPLASMA

DEFENISI 
Neoplasia secara harfiah berarti proses “pertumbuhan baru” dan suatu pertumbuhan baru disebut neoplasma. Neoplasma ialah masa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan , tidak terkordinasi dengan jaringan normal dan tumbuh terus- menerus meskipun rangsang yang menimbulkan telah hilang.

ETIOLOGI
Faktor penyebab kanker berbeda-beda di berbagai negara. Yang berperan penting, antara lain makanan (kelebihan kalori, kelebihan zat lemak, kekurangan serat) dan peracunan diri (asap rokok). Selain itu, karsinogen mealalui makanan, industri dan kedokteran dapat mengancam dan masih memegang peranan penting dibeberapa negara seperti
1. Karsinogenesis Kimiawi
2. Karsinogen Fisik
3. Peran hormon
4. Karsinogenesis viral
5. Faktor yaga hidup
6. Parasit
7. Sunat dan Fimosis
 8. Faktor genetik
9. Penurunan Imunitas

EPIDEMOLOGI 
Insidens
Suatu aspek yang penting pada distribusi geografi kanker ialah penduduk yang berpindah dari suatu insidens kankernya rendah ke tempat yang insiden kankernya tinggi, atau sebaliknya.
Golongan risiko tinggi 
secara umum dapat dikatakan makin tua, makin besar resikonya. Hal ini dapat dimengerti karena pajanan pada karsinogen inisiator, dan promotor lebihlama Pada usia lanjut.

SIFAT NEOPLASMA
• Hilangnya respon terhadap pengendalian pertumbuhan
 • Bertindak sebagai parasit
 • Berkompetisi terhadap sel/jaringan untuk kebutuhan metabolisme.
• Tidak tergantung growth factor

CA KANDUNG KEMIH 
A. Definisi
Kanker kandunh kemih lebih sering ditemukan pada pasien – pasien yang berusi di atas 50 tahun dan lebih banyak mengenai laki-laki daripada wanita 3:1. Dinding kandung kemih dilapisi oleh sel transisional dan sel skuamosa. Lebih dari 90% kanker kandung kemih berasal dari sel transisional dan disebut karsinoma sel transisional. Sisanya adalah karsinoma sel skuamosa.
B. Penyebab
Penyebab pasti dari kanker ini tidak diketahui. Tetapi penelitian menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko:
1. Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia.
2. Merokok, merupakan faktor resiko yang paling utama.
3. Lingkungan pekerjaan. Beberapa pekerjaan memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker ini karena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan karsinogenik (penyebab kanker). Misalnya pekerja industri karet, kimia, kulit.
4. Infeksi, terutama infeksi parasit (skistosomiasis).
5. Pemakaian siklofosfamid atau arsenic untuk mengobati penyakit kanker dan penyakit lainnya.
6. Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar
7. Riwayat keluarga, orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti sedang mempelajari adanya perubahan gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker ini.
C. Gejala
Gejalanya biasanya berupa:
• Hematuria(adanya darah dalam airkemih)
• Rasa terbakar atau rasa nyeri ketika berkemih
• Desakan untuk berkemih
• Sering berkemih
Gejala dari kenker kandung kemih menyerupai gejala gejala infeksi kandung kemih (sistisis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai suatu kanker jika dengan pengobatan standar untuk infeksi gejalanya tidak menghilang.
D. Manifestasi Klinis
Tumor ini biasanya muncul dari basic vesica urinaria dan meliputi urivisium eretra serta kolumna vesica urinaria. Hematuria berat dan tanpa nyeri adalah gejala kandug kemih yang paling sering ditemukan. ISK merupakan komplikasi yang lazim terjadi dan menyebabkan gejala berkemih yang sering, urgensi dan disuria. Namun demikian, setiap perubahan pada urinasi didaerah panggul atau punggung dapat terjadi pada metastasis kanker tersebut.
E. Patofisiologi
Merokok, Bahan Kimia betanaphytilamine dan xenylamine
Infeksi parasit Kandung kemih Ca kandung Kemih Ulserasi invasi pd bladder resistensi urin: Infeksi sekunder: - sulit kencing - panas waktu BAK Hipertermi - oklusi ureter - Kencing campur darah - Merasa panas dan tubuh lemah G3 Rasa Nyaman Nyeri Ginjal membesar Operasi Kecemacan kurang pengetahuan kemoterapi
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Sistografi atau urografi intravena bisa menunjukkan adanya ketidakteraturan pada garis luar dinding kandung kemih.
2. USG, CT Scan atau MRI bisa menunjukkan kelainan dalam kandung kemih
3. Sistoskopi dilakukan untuk melihat kandung kemih secara langsung dan mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik. Kadang sistoskopi digunakan untuk mengangkat kanker.
4. Pemeriksaan darah lengkap
G. Komplikasi
Komplikasi pembedhan meliputi peredaran dan infeksi, efek samping dari radiasi dapat menimbulkan striktur pada ureter, uretra, atau kolon. Komplikasi lain dikaitkan dengan daerah metastase penyakit.
H. Pencegahan
Meskipun tidak ada cara dijamin untuk mencagah kanker kandung kemih, anda dapat mengambil langkah-langkah mengurangi resiko anda, misalnya:
1. Jangan merokok. Tidak merokok berarti bahwa bahan kimia penyebab kanker dalam asap tidak berkumpul dalam kandung kemih. Jika anda tidak merokok, jangan mulai. Jika anda merokok, berbicaralah dengan dokter anda mengenai rencana untuk membantu anda berhenti. Kelompok pendukung, obat-obatan dan metode lainnya yang dapat membantu anda berhenti.
2. Mengambil hati-hati dengan bahan kimia. Jika anda bekerja dengan bahan kimia, ikuti semua petunjuk keselamatan untuk menghindari eksposur.
3. Apakah air anda sudah teruji baikuntuk arsenic. Jika anda memiliki sumber air sendiri pertimbangkan untuk dilakukan uji kandunagn arsenic dalam air tersebut.
4. Minum banyak cairan. Minum cairan terutama air, mencairkan zat-zat beracun yang mungkin terkonsentrasi dalam urine dan membuang mereka keluar dari kandung kemih lebih cepat.
5. Makan buah-buahan dan sayuran. Pilihlah makanan yang kaya dalam berbagai warna-warni buah-buahan dan sayuran. Antioksidan dalam buah dan sayur dapat membantu mengurangi resiko kanker.

ASUHAN KEPERAWATAN 
1 Pengkajian 
a. Identitas
Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah Buli-buli. Kanker Buli-buli terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa.
b. Riwayat keperawatan
Keluhan penderita yang utama adalah mengeluh kencing darah yang intermitten, merasa panas waktu kening. Merasa ingin kencing, sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing, nyeri suprapubik yang konstan, panas badan dan merasa lemah, nyeri pinggang karena tekanan saraf, dan nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis
c. Pemeriksaan fisik dan klinis
Inspeksi , tampak warna kencing campur darah, pemebesaran suprapubic bil atumor sudah berPalpasi, teraba tumor 9masa) suprapubic, pmeriksaan bimaual teraba tumpr pada dasar buli-buli dengan bantuan general anestesi baik waktu VT atau RT
Manifestasi klinis
- Hematuria
- Frekuensi berkemih
- Disuria
Pemeriksaan diagnostic
- Sitologi urine — sel kanker
- Cuci kandung kemih — sel kanker
- Aliran sitometri urine — ploidi DNA
- Pielogram intravena (IVP) — evaluasi traktus urinarius atas & pengisian kandung kemih
- Sitoskopi — melihat bagian dalam organ
- Biopsy - Ultrasound transurethral — luasnya penyakit
- CT-Scan — identifikasi nodus limfe regional dan metastase pulmonal
- MRI — luas tumor dan terkenanya nodus limfe.
2. Diagnosa Keperawatan
1. nyeri nerguhungan dengan proses eliminasi
2. cemas berhubungan dengan pembedahan
3. Kurang pengetahuan b/d kemoterapi
3. Intervensi
1. nyeri berguhungan dengan proses eliminasi
intervensi :
a. kaji tingkat nyeri
b. pantau keluhan nyeri klien
c. beri kesempatan untuk istirahat
2. cemas berhubungan dengan proses pembedahan
Intervensi :
a. kaji tingkat kecemasan klien
b. Berikan penjelasan kepada klien tentang kecemasan yang dialami
3. Kurang pengetahuan b/d kemoterapi
Intervensi :
a. Ajarkan klien dan keluarga prosedur dan tujuan terapi
b.Gunakan teknik steril dalam kateterisasi
c. Instruksikan klien untuk toileting dengan hati-hati
Evaluasi
a. Nyeri teratasi
b. Cemas berkurang
c. Klien mengerti tentang penyakit yang dideritanya
CA. GINJAL
1. KONSEP MEDIS 
A. Defenisi 
Carsinoma sel ginjal ( renal cell carcinoma ) adalah tumor malignansi renal tersering, dua kali lebih sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan pada wanita.
Kanker ginjal menyebabkan 2% dari semua penyakit kanker yang menyerang orang dewasa di Amerika serikat. Penyakit ini menyerang laki-laki hampir dua kali lebih banyak dari pada wanita dan umumnya mengenai laki-laki pada usia diatas 55 tahun. Insidensi carsinoma sel ginjal ( kanker ginjal ) mengenai 3 per 1000 orang dan ditemukan sekitar 31.000 kasus baru ditemukan disetiap tahun , serta 12.000 orang meninggal karena kanker ginjal di AS.

B. Etiologi
Tidak semua tumor merupakan kanker ( keganasan ). Tumor yang ganas disebut tumor maligna. Sel-sel dari tumor ini menyusup dan merusak jaringan disekitarnya. sel-sel ini juga keluar dari tumor asalnya dan memasuki aliran darah tau system getah bening, dan akan terbawa ke bagian tubuh lainnya ( proses ini dikenal sebagai metastase tumor ).
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Namun, penelitian telah menemukan factor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan risiko terjadinya kanker ginjal. Risiko terjadinya carcinoma sel ginjal meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Kanker ini paling sering terjadi pada usia 50-70 tahun. Pria memiliki risiko 2 kali lebih besar dibandingkan wanita.
Factor risiko lainnya, yaitu:
• Merokok; • Kegemukan
• Tekanan darah tinggi
• Lingkungan kerja ( pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi, juga pekerja yang terpapar oleh asbes );
• Dialisa ( penderita gagal jantung kronik yang menjalani dialisa menahun, memiliki risiko tinggi )
• Penyinaran

C. Manifestasi Klinis 
Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan gejala. Pada stadium lanjut, gejala yang paling banyak ditemukan adalah hematuria ( adanya darah di dalam air kemih). Hematuria bisa diketahui dari air kemih yang tampak kemerahan atau diketahui melalui analisis air kemih.
Nyeri tumpul pada daerah punggung terjadi sebagai akibat dari tekanan balik yang ditimbulkan oleh kompresi ureter, perluasan tumor ke daerah perienal atau perdarahan ke dalam jaringan ginjal.
Nyeri yang bersifat kolik terjadi jika bekuandarah atau massa sel tumor bergerak turun melalui ureter.
Tekanan darah tinggi terjadi akibat tidak kuatnya aliran darah ke beberapa bagian atau seluruh ginjal sehingga memicu dilepaskannya zat kimia pembawa pesan untuk meningkatkan tekanan darah. Polisitemia sekunder terjadi akibat tingginya kadar hormone eritropoietin, yang merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan pembentukan sel darah merah.
Tanda-tanda lain dari Carsinoma ginjal adalah;
• Warna urin abnormal ( gelap atau coklat ) karena terdapat darah dalam urin.
• Kehilangan berat badan lebih dari 5%
• Kebanyakan Carsinoma ginjal teridentifikasi secara kebetulan pada saat pemeriksaan diagnostic abdomen seperti CT-scan
• Gejala yang Nampak mungkin berkaitan dengan metastase tumor seperti fraktur patologi pada paha.

D. ATOFISIOLOGI
Tumor ini berasal dari sel tubulus ginjal yang dapat dimulai dari korteks maupun daerah medulla. Tumor dari daerah korteks cenderung meluas kedarah sekitar ginjal. Tumor ini mempunyai pseudo kapsul yang terdiri dari jaringan parenkim yang tertekan serta jaringan fibrous dan sel-sel inflamasi. Infiltrasi tumor ke daerah luar menyebabkan tonjolan yang dapat digunakan sebagai tanda diagnostik pada pemeriksaan USG atau CT scan.
Ukuran sangat bervariasi mulai dari yang berukuran kecil sampai ukuran 8-9 cm. Secara makroskopik akan terlihat pewarnaan kekuningan atau orange oleh karena mengandung banyak lemak. Permukaan tumor yang lebih kecil tampak homogen sedang yang besar biasanya disertai kista sekunder di dalamnya dengan daerah perdarahan dan daerah nekrosis serta kadang ditemukan kalsifikasi didaerah perifer

D. Pengobatan
Saat ini pengobatan standar untuk kanker yang masih terbatas di ginjal adalah pembedahan untuk mengangkat seluruh ginjal (nefrektomi simplek atau nefrotomi radikal).
Pada nefrektomi radikal, dilakukan pengangkatan ginjal dan kelanjar adrenal diatasnya, jaringan di sekitar ginjal serta beberapa kelenjar getah bening. Pada nefrektomi simplek, dilakukan pengangkatan ginjal saja.
Pada prosedur embolisasi arteri, disuntikkan suatu zat khusus ke dalam pembuluh darah yang menuju ke ginjal. Dengan menyumbat pembuluh ini, tumor akan kekurangan oksigen dan zat gizi lainnya.
Embolisasi arteri bisa digunakan sebelum pembedahan atau untuk mengurangi nyeri dan perdarahan jika pembedahan tidak mungkin dilakukan. Embolisasi arteri bisa menyebabkan mual, muntah atau nyeri yang bersifat sementara.
Terapi penyinaran biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri pada kanker yang telah menyebar ke tulang. Efek samping dari terapi penyinaran adalah kulit di tempat penyinaran menjadi merah atau gatal, mual dan muntah.
Imunoterapi menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Diberikan suatu zat yang dikenal sebagai pengubah respon biologis, misalnya interferon atau interleukin-2. Secara normal, zat tersebut dihasilkan oleh tubuh dan juga dibuat di laboratorium untuk membantu mengobati penyakit. Efek samping yang timbul berupa menggigil, demam, mual, muntah dan penurunan nafsu makan.

E. Prognosis 
Jika kanker belum menyebar, maka pengangkatan ginjal yang terkena dan pengangkatan kelenjar getah bening akan memberikan peluang untuk sembuh.
Jika tumor telah menyusup ke dalam vena renalis dan bahkan telah mencapai vena kava, tetapi belum menyebar sisi tubuh yang jauh, maka pembedahan masih bisa memberikan harapan kesembuhan. Tetapi kanker ginjal cenderung menyebar dengan cepat, terutama ke paru-paru.
Jika kanker telah menyebar ke tempat yang jauh, maka prognosisnya jelek karena tidak dapat diobati dengan penyinaran, kemoterapi maupun hormon.

F. Pencegahan
Ambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan Anda dapat membantu mengurangi risiko kanker ginjal. Untuk mengurangi risiko Anda, cobalah untuk:
1. Berhenti merokok. Jika Anda merokok, berhenti. Banyak pilihan untuk berhenti termasuk program-program dukungan, obat-obatan dan produk-produk pengganti nikotin. Beritahu dokter Anda Anda ingin berhenti, dan diskusikan pilihan Anda bersama-sama.
2. Makan lebih banyak buah dan sayuran. Tambahkan lebih banyak buah dan sayuran untuk diet Anda. Berbagai buah-buahan dan sayuran membantu memastikan bahwa Anda memperoleh semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh Anda. Mengganti beberapa camilan Anda dan lauk pauk dengan buah-buahan dan sayur-sayuran dapat membantu Anda menurunkan berat badan.
3. Menjaga berat badan yang sehat. Bekerja untuk mempertahankan berat badan yang sehat. Jika Anda kelebihan berat badan atau kegemukan, mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi setiap hari dan mencoba untuk melaksanakan sebagian besar hari dalam seminggu. Tanyakan kepada dokter Anda tentang strategi lain yang sehat untuk membantu Anda menurunkan berat badan.
4. Kontrol tekanan darah tinggi. Mintalah dokter Anda untuk memeriksa tekanan darah Anda pada pertemuan berikutnya. Jika tekanan darah Anda tinggi, Anda dapat mendiskusikan pilihan-pilihan untuk menurunkannya. Langkah-langkah gaya hidup seperti berolahraga, penurunan berat badan dan perubahan diet dapat membantu. Beberapa orang mungkin perlu menambahkan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah mereka. Diskusikan pilihan dengan dokter Anda.
5. Kurangi atau hindari paparan racun lingkungan. Jika Anda bekerja dengan bahan kimia beracun, ambil tindakan pengamanan khusus seperti memakai masker dan sarung tangan tebal. Di Amerika Serikat, perusahaan diwajibkan untuk memberi tahu Anda apa bahan kimia Anda mungkin terpapar pada pekerjaan. Mengikuti prosedur keselamatan kerja, dan bertanya kepada dokter Anda jika ada cara lain untuk melindungi diri dari paparan bahan kimia.

2. KONSEP ASKEP
A. Pengkajian
Merupakan langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan dari proses keperawatan. Pengkajian harus dilakukan secara teliti sehingga didapatkan informasi yang tepat. Adapun hal-hal yang dikaji dalam kasus ini :
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan klien
• Riwayat kesehatan masa lalu seperti penyakit yang pernah diderita, riwayat pembedahan, penyakit keturunan, kelainan pembekuan darah, riwayat alergi & trauma.
• Riwayat kesehatan sekarang: meliputi alasan MRS. 3. Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum
• Berat badan
• Pengkajian head to toe
• TTV • Kaji pola nutrisi
• Adanya nyeri tekan pada bagian abdomen bawah
• Periksa adanya benjolan pada perut
• Adanya perdarahan per uretra

B. Diagnosa keperawatan
1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker)
2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi
3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker

C. Intervensi
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi
Tujuan : - Pasien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas - Melaporkan nyeri yang dialaminya - Mengikuti program pengobatan - Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkin 2. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker) Tujuan : - Pasien dapat mengurangi rasa cemasnya - Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif -Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan. 3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker Tujuan : - Pasien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi - Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat - Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya. EVALUASI a. Nyeri teratasi b. Cemas berkurang c. Pertahankan masukan nutrisi yang adekuat

ASKEP BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA

ASKEP BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA

I. Pengertian 
Hiperplasia prostat jinak (benign prostatic hyperplasia) adalah pembesaran kelenjar periurethral yang mendesak jaringan prostat keperifer dan menjadi simpai bedah (pseudokapsul). BPH merupakan kelainan kedua tersering yang dijumpai pada lebih dari 50% pria berusia diatas 60 tahun.

II. Etiologi
Ada beberapa teori yang mengemukakan penyebab terjadinya hipertropi prostat antar lain :
1. Teori sel Stem ( Isaacs 1984,1987 ) Berdasarkan teori ini jaringan prostat pada orang dewasa berada pada keseimbangan antara pertumbuhan sel dan sel yang mati.Keadaan ini disebut Steady State. Pada jaringan prostat terdapat sel stem yang dapat berproli serasi lebih cepat sehingga terjadi hiperplasia kelenjar penuretral.
2. Teori Mc Neal ( 1987 ) Menurut Mc Neal pembesaran prostat jinak dimulai dari zona transisi yang letaknya sebelah proksimal dan spinater eksternal pada kedua sisi verumen tatum di zona periuretral.
3. Teori Di Hidro Testosteron ( DHT ) Testosteron yang diohasilkan oleh sel leyding jumlah testosteron yang dihasilkan oleh testis kira-kira 90 % dari seluruh produksi testosteron. Sedang yang 10 % dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Sebagian besar testosteron dalam keadaan terikat dengan protein dalam bentuk serum. Bendung hormon ( SBH ) sekitar 20 % testosteron berada dalam keadaan bebas dan testosteron bebas inilah yang memegang peranan peranan dalam proses terjadinya pembesaran prostat testosteron bebas dapat masuk ke dalam sel prostat dengan menembus membran sel ke dalam sitoplasma sel prostat sehingga membentuk DHT heseplar kompleks yang akan mempengaruhi asam RNA yang menyebabkan terjadinya sintyesis protein sehingga dapat terjadi profilikasi sel.

III. Manifestasi Klinik
Gejala klinik dapat berupa :
o Frekuensi berkemih bertambah
o Nocturia
o Kesulitan dalam memulai (hesitency) dan mengakhiri berkemih
o Miksi terputus (hermittency)
o Urine masih tetap menetes setelah selesai berkemih (terminal dribbling)
o Pancaran miksi menjadi lemah (poor stream)
o Rasa nyeri pada waktu berkemih (dysuria)
o Rasa belum puas setelah miksi
Gejala kilinis tersebut diatas dapat terbagi 4 grade yaitu :
1. Pada grade I (congestif)
a. Mula-mula pasien berbulan-bulan atau bertahun-tahun susah kencing dan mulai mengedan.
b. Kalau miksi merasa tidak puas.
c. Urine keluar menetes dan puncuran lemah.
d. Nocturia.
e. Ereksi lebih lama dari normal dan libido lebih dari normal.
f. Pada Citoscopy kelihatan hiperemia dan orifreum urether internal lambat laun terjadi varises akhirnya bisa terjadi pendarahan (blooding).
2. Pada Grade 2 (residual)
a. Bila miksi terasa panas
b. Nocturi bertambah berat
c. Tidak dapat buang air kecil (kencing tidak puas)
d. Bisa terjadi infeksi karena sisa air kencing
e. Tejadi panas tinggi dan bisa meninggal
f. Nyeri pad daerah pinggang dan menjalar keginjal.
3. Pada grade 3 (retensi urine)
a. Ischuria paradorsal
b. Incontinential paradorsal
4. Pada grade 4
a. Kandung kemih penuh.
b. Penderita merasa kesakitan.
c. Air kencing menetes secara periodik (overflow incontinential).
d. Pada pemeriksaan fisik yaitu palpasi abdomen bawah untuk meraba ada tumor kerena bendungan hebat.
e. Dengan adanya infeksi penderita bisa meninggal dan panas tinggi sekitar 40-41 C.
f. Kesadaran bisa menurun.
g. Selanjutnya penderita bisa koma

IV. Pathofisiologi
Dengan bertambahnya usia akan terjadi perubahan keseimbangan testoteron estrogen, karena produksi testoteron menurun dan terjadi konversi testoteron menjadi estrogen pada jaringan adiposa diperifer. Bila perubahan mikroskopik ini terus berkembang akan terjadi perubahan patologi anatomik. Pada tahap awal setelah terjadi pembesaran prostat, resistensi pada leher vesika dan daerah prostat meningkat, dan detrusor menjadi lebih tebal. Penonjolan serat detrusor kedalam kandung kemih dengan sistoskopi akan terlihat seperti balok yang disebut tuberkulasi. Fase penebalan detrusor ini disebut fase kompensasi otot dinding. Apabila kedaan ini berlanjut maka detrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi berkontraksi sehingga terjadi retensi urine.
Biasanya ditemukan gejala obstruksi dan iritasi. Gejala obstruksi terjadi karena detrusor gagal berkontraksi sehingga kontraksi menjadi terputus.Gejala iritasi terjadi karena pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna saat miksi atau pembesaran prostat yang menyebabkan rangsangan pada kandung kemih, vesika sering berkontraksi meskipun belum penuh. Apabila vesika menjadi dekompensasi, akan terjadi retensi urine sihingga pada akhir miksi masih ditemukan sisa urine dalam kandung kemih dan timbul rasa tidak tuntas pada akhir miksi. Jika keadaan ini berlanjut pada suatu saat akan terjadi kemacetan total, sehingga penderita tidak mampu lagi miksi.
Karena produksi urine terus terjadi maka vesika tidak mampu lagi menampung urine sehingga tekanan intra vesika terus meningkat melebihi tekanan tekanan sfingter dan obstruksi sehingga menimbulkan inkontinensia paradoks. Retensi kronik menyebabkan refluk vesiko-ureter, hidroueter, hidronefrosis dan gagal ginjal. Prose kerusakan ginjal dipercepat apabila terjadi infeksi. Sisa urine yang terjasi selama miksi akan menyebabkan terbentuknya batu endapan yang dapat menyebabkan hematuria, sistisis dan pielonefritis. 

V. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan radiologik seperti foto polos abdomen dan pielografi intravena.
2. USG transabdominal atau transrektal (transrectal ultrasonography), untuk mengetahui pembesaran prostat, menentukan volume buli-buli, mengukur sisa urine dan keadaan patologi lain (tumor, divertikel, batu).
3. Systokopi.
4. IVP
5. Urinalisa dan Kultur urine.

VI. Komplikasi
 Retensi Urine
 Perdarahan
 Perubahan VU; trabekulasi, divertikulasi.
 Infeksi saluran kemih akibat kateterisasi
 Hidroureter
 Hidronefrosis
 Cystisis, prostatitis, epididymitis, pyelonefritis.
 Hipertensi, Uremia
 Prolaps ani/rectum, hemorroid.
 Gagal ginjal

VII. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dapat dilakukan berdasarkan derajat berat-ringannya hipertrofi prostat.
1. Derajat I; biasanya belum membutuhkan tindakan pembedahan. Pengobatan konservatif yang dapat diberikan adalah penghambat adrenoreseptor alfa seperti; alfazosin, prazosin, dan terazosin.
2. Derajat II; merupakan indikasi untuk melakukan pembedahan. Biasanya dianjurkan untuk dilakukan reseksi endoskopik melalui urethra (trans urethra resection).
3. Derajat III; pada derajat ini reseksi endoskopik dapat dilakukan secara terbuka. Pembedaahan terbuka dapat dilakukan melalui transvesikel, retropibik atau perineal.
4. Derajat IV; pada derajat ini tindakan pertama adalah membebaskan klien dari retensi urine total, dengan memasang kateter atau sistostomi. Selanjutnya dapat dilakukan pembedahan terbuka. Untuk klien dengan keadaan umum lemah dapat diberikan pengobatan konservatif yaitu penghambat adrenoreseptor daan obat antiandrogen. Pengobatan invasif lainnya ialah pemanasan prostat dengan gelombang mikro yang disalurkan kekelenjar prostat. Juga dapat digunakan cahaya laser yang disebut transurethral ultrasound guide laser induced prostatecthomy.

VIII. Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
1. Sirkulasi ; peningkatan tekanan darah (efek pembesaran ginjal)
2. Eliminasi ; penurunan kekuatan /dorangan aliran urine keragu-raguan berkemih awal.
Ketidak mampuan mengosongkan kandung kemih Nukturia,
Disuria Dan Hematurioa ISK berulang,
riwayat batu (stetis urine)
Konstipasi Massa pada dibawah abdomen.
Nyeri tekan kandung kemih Hernia ingiunalis
3. Makanan dan Cairan; Anoreksia, mual, muntah, Penurunan berat badan.
4. Nyeri : Nyeri supra pubis, nyeri panggul,punggung bawah.
5. Kecemasan ; Demam
6. Seksualitas ; Takut incontunesia atau menetes selama hubungan seksual Penurunan kontruksi ejakolansi Pembesaran, nyeri tekan pada prostat.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan eliminasi retensi urine berhubungan dengan obstruksi mekanik pembesaran prostat, dekompensasi otot destrusor, ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontruksi dengan adekuat ditandai dengan frekuensi keraguan berkemih, ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih, distensi kandung kemih.
2. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa , ditandai : keluhan nyeri meringis, gelisah.
3. Resiko kekurangan kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan tubuh secara tidak normal, seperti pendarahan melalui kateter, muntah.
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, kemungkinan prosedur bedah di tandai: peningkatan tekanan,ketakutan, kekhawatiran.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakitnya ditandai: klien sering menanyakan tentang keadaan penyakitnya.

C. Intervensi/Rasional
o Gangguan eliminasi retensi berhubungan dengan obstruksi mekanik, pembesaran prostat, dekonpensasi otot destrusor.
Tujuan :
- Berkemih dengan jumlah yang cukup tak teraba disertai kandung kemih.
- Menunjukkan residu pasca berkemih kurang dari 50 ml dengan tak adanya tetesan/kelebihan aliran. Intervensi :
1. Dorong klien untuk berkemih tiap 2 sampai 4 jam.
Rasional : meminimalkan retensi urine berlebihan pada kandung kemih.
2. Observasi aliran urine. Perhatikan ukuran dari kekuatan
Rasional: berguna untuk mengevaluasi obstruksi dan piulihan intervensi
3. Awasi dan catat waktu, jumlah tiap berkemih. Perhatikan penurunan pengeluaran urine dan perubahan berat jenis.
Rasional: retensi urinr meningkatkan tekanan dalam saluran perkemihan bagian atas yang dapat mempengaruhi ginjal.
4. Anjurkan untuk minum air 3000 ml/hari
Rasional: peningkatan aliran cairan mempertahankan perfusi ginjal dan membersihkan ginjal, kandung kemih dari pertumbuhan bakteri.
5. Lakukan kateterisasi dan perawatan parianal.
Rasional: menurunkan resiko infeksi asendens.
6. Kolaborasi pemberian Obat anti spasmodik, suoasitoria rektal, antibiotik
Rasional : menghilangkan spasme kandung kemih, sedangkan antibiotik untuk melawan infeksi.
o Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa, distensi kandung kemih,kolik ginjal,infeksi urinaria.
Tujuan :
- Melaporkan nyeri hilang / terkontrol
- Tampak rileks.
- Mampu untuk tidur/istirahat dengan tepat
Intervensi :
1. Kaji tingkat nyeri
Rasional: memberi informasi dalam keefektifan intervensi.
2. Plester selang drainase pada paha dan keteter pada abdomen.
Rasional: mencegah penarikan kandung kemih dan erosi pertemuan penis skrotal.
3. Pertahankan tirah baring.
Rasional: mungkin diperlukan pada awal retensi akut namun ambulasi dini dapat memperbaiki pola berkemih normal.
o Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan drainase kandung kemih yang terlalu distensi secara kronik.
Tujuan :
- Mempertahankan hidrasi adekauat dibuktikan oleh tanda vitat stabil, nadi perifer teraba, pengisian kapiler baik membran mukosa lembab.
Intervensi :
1. Awasi output cairan tiap jam dan catat pengeluaran urine
Rasional: diuresis cepat dapat mengakibatkan kekurangan volume total cairan karena tidak cukupnya jumlah natrium diabsorpsi dalam tubulus ginjal.
2. Anjurkan infek oral berdasarkan kebutuhan individu
Rasional: hemostatis, pengurangan cadangan dan peningkatan resiko dehidrasi hipopolemik
3. Awasi tekanan darah dan nadi obserfasi pengisian kafiler dan membran mukosa oral.
Rasional : deteksi dini adanya hipopolemik sistem
4. Kolaborasi pemerian cairan IV (garam faal hipertonik) sesuai kebutuhan.
Rasional : pemberian cairan IV menggantikan cairan dan natrium yang hilang untuk mencegah / memperbaiki hipopolemik.
o Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan kemungkinan prosedur bedah.
Tujuan:
- Tampak rileks
- Melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangani
- Menyatakan pengetahuan yang akurat tentang situasi
Intervensi :
1. Bina hubungan saling percaya pada pasien atau keluarganya selalu ada di dekat pasien.
Rasional: menunjukkan perhatian dan keinginan untuk membantu
2. Berikan informasi tentang prosedur dan tes khusus dan apa yang akan terjadi contoh; kateter urine berdarah.
Rasional: membantu pasien maemahami tujuan dari apa yang dilakukan dan mengurangi masalah kesehatan karena ketidaktahuan termasuk ketakutan akan kanker.
3. Dorong pasien/orang terdekat untuk menyatakan masalah.
Rasional: mendefenisikan masalah memberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan, memperjelas kesalahan konsep dan solusi pemecahan masalah.
o Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses pengobatan.
Tujuan:
- Menyatakan pemahaman proses penyakit.
- Berpartisipasi dalam proses pengobatan
Intervensi :
1. Kaji ulang proses penyakitb pengalaman pasien.
 Rasional: memberikan dasar pengetahuan di mana pasien dapat membuat pilihan informasi terapi.
2. Dorong menyatakan rasa takut/perasaan dan perhatian.
Rasional: membantu pasien mengalami perasaan dapat merupakan rehabilitasi vital.

D. Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan rencana tindakan keperawaatan yanag telah disusun tersebut diatas.

E. Evaluasi
Tahap ini dilakukan dengan mengevaluasi tujuan yang telah dibuat, apakah tujuan pelaksanaan tindakan keperawatan telah mencapai kriteria hasil yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Corwin, J. Elizabeth, 2001, Buku Saku Pathofisiologi, EGC, Jakarta.
2. Doenges, Moorhouse & Geissler, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit EGC, Jakarta. 
3. Brunner & Suddarth, 2001, Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 3, EGC, Jakarta.
4. Sjamsuhidajat & Wim de Jong, 1997, Ilmu Bedah, Penerbit EGC, Jakarta.
5. Price & Wilson, 1995, Pathofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Penerbit EGC, Jakarta. 
6. Staf Pengajar Patologi Anatomi FKUI, 1993, Patologi, Jakarta.